Manado, - Yayasan Ketahanan Hayati Indonesia Universitas Nusantara Manado atau Indonesia Biosecurity Foundation (IBF) University Of Nusantara Manado menggelar International Conference Biosecurity Food & Trade di Graha Gubernur Manado, Kamis (02/11/2017).
Ketua panitia pelaksana kegiatan Jery Tambun SH mengatakan kegiatan ini bertujuan mengembangkan kerjasama antara Institusi dalam dan luar negeri di bidang biosecurity.
"Memperoleh dampak instusional dan manfaat internal bagi Universitas – Individu yang terlibat dalam program ini.Mengembangkan kesadaran pada semua stake holder tentang pentingnya hubungan kerjasama untuk kepentingan pencegahan pest dan incursion diseas di bidang pertanian maupun serta mengembankan perdagangan dan pemasaran hasil-hasil pertanian antar Negara", kata Tambun kepada wartawan diselah-selah persiapan konferensi.
Menurutnya, Biosecurity secara umum diartikan sebagai keamanan keragaman hayati yang belum umum diketahui atau dikenal oleh kalangan masyarakat luas, terkecuali mereka yang terlibat dalam dunia pertanian, kehutanan, lingkungan maupun kelautan. Dalam pembenahan cabang keilmuan, ternyata biosecurity masuk juga dalam bagian kajian ilmu kesehatan publik.
"Biosecurity ini adalah kemanan pangan yang mendapat perhatian luas dalam dunia pertanian, karena mempunyai pengaruh langsung dengan dunia pertanian, kemudian kehutanan dan juga kelautan bahkan dapat merusak eko system", terangnya.
Dijelaskannya, pengaruh sektoral lainnya adalah dunia industri pangan, ketersediaan bahan pangan, yang salah satu pokok penting dari biosecurity khususnya di Indonesia dan Negara tetangga adalah peningkatan ketahanan pangan dan memperluas perdagangan maupun pemasaran hasil-hasil produksi. Pengakajian-pengkajian yang berhubungan dengan perlindungan hasil pertanian maupun perluasan hasil pertanian dan pengaruhnya terhadap negara tetangga sebagai akibat adanya pest-disease incursion yang belum banyak dikembangkan di Indonesia.
"Beberapa universitas yang mempunyai orientasi khusus pada bidang pertanian seperti IPB, terkait biosecurity sudah mendapat perhatian khusus", ungkapnya.
Tambun menyebutkan problem yang dihadapi oleh Indonesia sekarang ini adalah adalah bagaimana mengembangkan jaringan nasional yang dapat melibatkan pihak swasta (korporasi) dibidang pertanian atau yang menikmati hasil pertanian maupun turunannya, akademisi dan institusi penelitian maupun pendidikan di Indonesia, tutupnya.
Adapun Tujuan dari Conference tersebut guna Mengembangkan kerjasama antara Institusi dalam dan luar negeri di bidang biosecurity dalam Memperoleh dampak instusional dan manfaat internal bagi
Universitas – Individu yang terlibat dalam program tersebut, selain itu guna mengembangkan kesadaran pada semua stake holder tentang pentingnya hubungan kerjasama untuk kepentingan pencegahan pest dan incursion diseas di bidang pertanian maupun mengembankan perdagangan dan pemasaran hasil-hasil pertanian antar Negara.
Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, diantaranya ; DR Ir H Andi Amran Sulaiman, M P, DR Sudhamek, SE SH, (Ceo. Garuda Food – Jakarta), Handojo Santosa (Direktur Utama JAPFA Comfeed Indonesia Tbk), Ketua APTISI INDONESIA DR Budi Jatmiko, MSi, MEI, Dr Siva, CABI International- Malaysia, Ministry of Industri, Mr Airlangga Hartarto, Dr Ir. Arifin Tasrif M ScDirector of Quarantine Compliance, Cooperation and Information, IAQA, Jakarta, Theo Litaay, PhD, Mr M Z Sulaimansyah (Regional Tresures Office North Sulawesi),
Harry Hilser – United Kingdom (Programme Manager & Principal Investigator Macaca Nigra Concervation – Selamatkan Yaki Foundation) dan Dr Caspian Johnson – United Kingdom (Field Project Coordinator & Principal Investigator Macaca Nigra Concervation) serta Prof Ian H Falk Ph D (BPBI – Australia – IndonesiaIBF: INDONESIAN BIOSECURITY FOUNDATION
Diketahui kegiatan yang dilaksanakan 2-3 November ini diikuti para dosen, pakar-pakar pertanian, sejumlah pengusah dibidang Industri dan Kepala Sekolah. (ven)