Minahasa Utara, - Kamis 19 sampai Sabtu 23 Januari 2020, merupakan hari-hariyang paling aukar dihadapi oleh sebagian besar masyarakat Kota Manado.
Pasalnya dalam rentang waktu hampir 3 hari tersebut, separuh klbih wilayah Kota Manado, luluh-lantak diaeruduk "kepala guhi" alias banjir bandang.
Alhasil, tak sedikit keluarga terpaksa mengungsi mencari tempat perlindungan serta dapat menampung harta benda yang masih dapat diselamatkan.
Diketahui, dalam bencana 3 hari itu, sekitar 7 nyawa melayang akibat hanyut terseret banjir dan tertimbun tanah longsor di beberapa lokasi.
Untunglah Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki rasa persaudaraan dan solidaritas yangtinggi, sehingga berbagai cara pun dilakukan untuk membantu masyarakat.
Sebut saja Keluarga Besar Polii, Singal, maupun Keluarga besar Wullur Airmadidi dan sekitarnya. Dipimpin para ibu-ibu cantik, keluarga besar ini dalam waktu beberapa hari, menggelar kegiatan sosial berupa penyaluran bantuan untuk korban banjir.
"Ya bantuan apa adanya, yang kami kumpulkan, kemudian kami salurkan langsung kepada warga Tikala Kampung Banjer, khususnya di komplex Mesjid Papura Hijau Lingkungan 5 Kota Manado," tutur Jean Cicilia Polii, koordinator relawan Keluarga Besar Polii, Singal, Wullur itu.
Terpantau, aneka bantuan langsung diserahkan wanita cantik yang akrab disapa Neci dan beberapa ibu lainnya, seperti nasi kotak, air minum mineral dan beberapa lauk lainnya.
"Pokoknya apa saja yang dapat meringankan beban mereka, kami uoayakan. Senin (lusa) nanti kami akan kembali lagi bergerak membagikan bahan sabun mandi, vitamin, sabun cuci, masker, air minum, obat-obatan bahan pakaian seperti baju layak pakai," tandas Neci puas. (Baker)