Notification

×

Iklan

Tamuntuan Dorong Percepatan 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting

Thursday, June 23, 2022 | 03:20 WIB Last Updated 2022-06-24T03:15:57Z

SANGIHE, Komentar.co -
Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, dr Rinny Tamuntuan membuka secara resmi Rembuk Aksi Penurunan Stunting 2022 
dalam aksi percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang digelar di Pendopo rumah jabatan bupati, Rabu (22/06/2022).

Agenda kerja Bupati Sangihe dr. Rinny Tamuntuan ini merupakan suatu agenda nasional yang menjadi salah satu fokus dari pembangunan berkelajutan (Suntainnable Development Goals).

Tamuntuan yang juga berlatar belakang seorang dokter menjelaskan, Stunting adalah salah satu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (PHK),1.000 hari adalah 270 selama masa didalam kandungan,dan 730 hari selama masa 2 tahun pertama pasca lahir.

"Mengapa hal ini sangat penting, sebab ini adalah masa pertembuhan dan perkembangan seluruh organ tubuh," katanya.

Kondisi gagal tubuh pada anak balita lanjutnya, disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi yang berulang dan kedua faktor penyebab dipengaruhui oleh bebebapa pola.

"Contohnya pola Asuh, Pola makan, dan terutama àpola hidup bersih yang tidak memadai terutama dalam 1.000 (PHK)," ungkapnya.

Ia menambahkan, untuk Tahun 2022 sesuai data per Februari 2022 kasus stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe berada diangka 308 jumlah kasus stunting dengan prevalensi 5,92 %. Angka prevalensi stunting ini mengalami penurunan dibanding data per agustus 2021 di angka 8,30%.

“Penurunan angka prevalensi ini menunjukan kinerja yang baik dari semua pemangku kepentingan dalam percepatan penurunan stunting di daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, karena itu saya memberikan apresiasi atas sinergitas yang telah terjalin dari semua stakeholder,” ujar isteri tercinta Ketua DPRD Sulut ini.

Lanjut Tamuntuan, menjadi tantangan bersama dalam upaya penurunan stunting dimana Kabupaten/Kota fokus pada intervensi penurunan stunting terintegrasi Tahun 2022 sesuai salinan keputusan menteri perencanaan pembangunan nasional Nomor: Kep. 10/M.PPNN/Hk/02/2021.

“Kabupaten dan Kota lokus fokus intervensi penurunan stunting terintegrasi perlu diperluas dari 360 Kab/Kota Tahun 2018-2021 menjadi 514 Kab/Kota pada Tahun 2022 dan Kab. Kepl. Sangihe termasuk dalam lokus Tahun 2022 yang akan dinilai kerjanya oleh tim percepatan penurunan stunting melalui tim penilai yang ditetapkan oleh gubernur sulawesi utara pada Tahun 2023,” jelasnya.

Hal ini tentu semakin mendorong semangat kita bersama dalam berbagai langkah yang kita ambil untuk percepatan penurunan stunting melalui langkah-langkah intervensi sebagaimana kunci pencegahan stunting dan penanganan kasus stunting.

“Rembuk stunting dlaksanakan hari ini saya harapkan tidak hanya sekedar kita lakukan sebagai salah satu tahapan dari 8 aksi konvergensi penurunan stunting, tetapi dari sini benar-benar memperkuat komitmen kita semua baik selaku pemerintah maupun sektor non pemerintah dan masyarakat untuk menyepakati komitmen, rencana dan langkah yang akan diambil dalam intenvensi penurunan stunting,” tegasnya. (Yan)





×
Berita Terbaru Update