 |
| Foto: Istimewa |
SULUT, Komentar.co - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis terjadi kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) diprovinsi Sulawesi Utara (Sulut), tertinggi se-Pulau Sulawesi dengan angka mencapai 131,14 pada Mei 2025, naik sebesar 3,92 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kenaikan NTP ini tidak hanya mencerminkan peningkatan pendapatan petani, tetapi juga menandakan bahwa daya beli mereka mengalami perbaikan signifikan. Hal ini terjadi karena Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB).
“Artinya, petani Sulut kini bisa menukar hasil panennya dengan lebih banyak barang dan jasa. Ini kabar baik bagi sektor pertanian kita,” ujar Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Daerah Provinsi Sulut, Evans Steven Liow, Rabu (18/6/2025).
Liow menegaskan, capaian ini tak lepas dari arah kebijakan Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, yang terus mendorong ekspor komoditas pertanian ke pasar internasional.
“Ketika ekspor meningkat, permintaan naik, harga komoditas pun terkerek, dan pada akhirnya pendapatan petani ikut melonjak,” jelasnya.
Sebagai langkah lanjutan, Gubernur Yulius juga tengah mempersiapkan pengembangan industri berbahan baku pertanian di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, untuk menciptakan rantai nilai tambah dan memperluas lapangan kerja berbasis pertanian.
Berikut Data Perbandingan NTP di Sulawesi (Mei 2025):
– Sulawesi Utara: 131,14 (↑ 3,92%)
– Sulawesi Tengah: 118,17 (↑ 2,37%)
– Gorontalo: 115,82 (↑ 1,53%)
– Sulawesi Barat: 139,51 (↑ 0,9%)
– Sulawesi Tenggara: 113,94 (↑ 0,82%)
– Sulawesi Selatan: 122,54 (↑ 0,74%)
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan yang dibayarkan. NTP di atas 100 menandakan surplus atau keuntungan riil, di mana pendapatan petani lebih besar dibanding biaya konsumsi dan produksi.
Dengan NTP sebesar 131,14, petani di Sulawesi Utara menikmati peningkatan kesejahteraan yang nyata, jauh melampaui rata-rata nasional dan regional.
Meski demikian, BPS mengingatkan bahwa NTP bersifat fluktuatif dan sangat dipengaruhi oleh dinamika harga di pasar. Oleh karena itu, kebijakan pertanian yang stabil dan berorientasi pada nilai tambah tetap menjadi kunci untuk menjaga tren positif ini. (*/ven)
