Notification

×

Iklan

Pengamat Sebut Penghapusan PPnBM Tak Tepat untuk Sektor Otomotif

Thursday, February 25, 2021 | 15:21 WIB Last Updated 2021-02-25T07:21:43Z
Paket Mobil Murah Ditengah Pandemi, Rakyat Makin Sesak Nafas 


MANADO, Komentar.co - Kajian pemerintah sepertinya kurang sempurna terkait penghapusan Penerapan Insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) mobil penumpang 1500 cc ke bawah.

Pengamat Ekonomi Michael Lontaan SAP mengatakan kebijakan penghapusan insentif pajak tidak sejalan dengan pembangunan MRT dan LRT kalau pemerintah hanya lebih merangsang rakyat membeli mobil baru.

Lontaan menilai investasi MRT hanya jadi pemborosan uang saja, dan justru hanya menguntungkan investor asing yakin Negara Jepang.

"Perlu diingat, mobil baru yang terdampak dengan penetapan PPnBM 0% saat ini yakin mobil bekasnya banyak dimiliki mayoritas rakyat Indonesia khususnya ekonomi menengah ke bawah. Type mobil seperti Avanza, Ertiga, Mobilio dan Ertiga ini sangat digemari oleh rakyat indonesia," tutur Lontaan.

Di tengah kesulitan ekonomi saat ini banyak rakyat menengah seperti PNS, pegawai swasta dan pengusaha kecil yang berencana menjual atau merefinancing mobil meraka untuk dijadikan modal usaha demi bertahan hidup, karena beberapa faktor. Salah satunya di PHK atau usahanya merugi.

Menurut Lontaan, adanya program penghapusan PPnBM membuat pasaran mobil bekas anjlok dan tentunya lebih membuat nilai jual mobil merosot jauh. Rakyat yang rencana menjual mobil dimana ini mungkin merupakan investasi satu satunya mereka akan semakin terpuruk dengan jatuhnya harga kendaraan bekas.

Ini menjadi pertanyaan dengan dikeluarkannya penghapusan PPnBM mobil sampai dgn 1500 cc. Siapa yang mau beli dengan situasi kelesuan ekonomi saat ini ? Minat beli mobil sangat jauh menurun walaupun ada restrukturisasi.

"Bisa dipastikan kebijakan PPnBM 0% ini tidak akan berpengaruh jauh dalam meningkatkan minat beli masyarakat terhadap pembelian mobil baru. Bahkan hanya akan menguntungkan para pedagang yang berspekulasi beli mobil baru, karena kebijakan PPnBM 0% ini hanya berlaku setahun dan bertahap," tutur Lontaan.

Dirinya juga beranalisa setahun kedepan para spekulan ini sudah menang pakai mobil dan juga nilai jualnya tidak bergeser jauh dan mungkin masih bisa ada selisih keuntungan nilai jual.

Kelesuan dibeberapa sektor usaha bukan diakibatkan karena barang-barang mahal, akan tetapi rakyat sedang menstrategikan ekonomi mereka dengan melakukan penghematan.

Meski mall-mall atau pusat perbelanjaan sekarang sudah dibuka namun bisa dilihat daya beli masyarakat menurun. Meskipun ada pemberian discount belanja, pengunjung tetap sedikit bahkan tidak mencapai setengahnya dari situasi normal dan bahkan banyak pusat perbelanjaan akhirnya tutup juga.

Menurut Pengamatan Lontaan, bukan dikarenakan pengunjung takut ke pusat perbelanjaan akan tetapi masyarakat saat ini sedang berhemat. Memprioritaskan skala kebutuhan yang penting-penting saja. Untuk berjaga-jaga jika ekonomi kedepan masih belum pasti.

"Tentunya kebijakan penghapusan PPnBM ini sangat tidak tepat diberikan bagi sektor otomotif. Ada baiknya diberikan ke sektor pangan atau subsidi BBM bagi pengguna motor kelas 150 cc kebawah. Dan bahkan yang lebih penting lagi kebutuhan tempat tinggal. Karena banyak rakyat yang morat marit pindah kontrakan sana sini. Cari kontrakan rumah yang lebih murah untuk bertahan hidup," ujar Lontaan yang berharap kalau pemerintah mengkaji kembali program kajian pemerintah sepertinya kurang sempurna terkait penghapusan PPnBM mobil 1500 cc ke bawah.

Apa maksud pembangunan MRT dan LRT kalau pemerintah hanya lebih merangsang rakyat membeli mobil baru. INVESTASI MRT BERARTI HANYA PEMBOROSAN UANG RAKYAT. DAN HANYA MENGUNTUNGKAN INVESTOR ASING YAITU JAPAN.

Perlu diingat, mobil baru yang terdampak penetapan PPnBM 0% saat ini mobil bekasnya banyak dimiliki mayoritas rakyat Indonesia khususnya ekonomi menengah ke bawah.Type mobil seperti Avanza, Ertiga, Mobilio dan Ertiga ini sangat digemari oleh rakyat Indonesia dengan Ekonomi menengah.

Di tengah kesulitan ekonomi saat ini banyak rakyat menengah seperti PNS, pegawai swasta dan pengusaha kecil yang berencana menjual atau merefinancing mobil meraka untu dijadikan modal usaha demi bertahan hidup, karena beberpa faktor. Salah satunya di PHK atau usahanya merugi.

Akan tetapi, dengan adanya program penghapusan PPnBM ini membuat pasaran mobil bekas anjlok dan tentunya lebih membuat nilai jual mobil merosot jauh. Masyarakat yang rencana menjual mobil yang dimana ini mungkin merupakan investasi satu satunya mereka akan semakin terpuruk dengan jatuhnya harga kendaraan bekas.

Yang menjadi pertanyaan dengan dikeluarkannya penghapusan PPnBM mobil sampai dgn 1500 cc ini siapa yang mau beli dengan situasi kelesuan ekonomi saat ini ?.

Minat beli mobil baru saat ini sangat jauh menurun walaupun ada restrukturisasi. Dan bisa dipastikan kebijakan PPnBM 0% tidak akan berpengaruh jauh dalam meningkatkan minat beli masyarakat terhadap pembelian mobil baru. Bahkan hanya akan menguntungkan para pedagang yang berspekulasi beli mobil baru, karena kebijakan PPnBM 0% ini hanya berlaku setahun dan bertahap. Bahkan setahun kedepan para spekulan ini sudah menang pakai mobil dan juga nilai jualnya tidak bergeser jauh dan mungkin masih bisa ada selisih keuntungan nilai jual. (*/red)


×
Berita Terbaru Update