Notification

×

Iklan

Ugal-ugalan di Jalan Soekarno, 3 Motor Matik Ditangkap Anggota Polres Minut

Thursday, March 25, 2021 | 22:57 WIB Last Updated 2021-03-26T02:18:40Z

3 ABG Ditahan Bripka Fernando
MINUT, Komentar.co - 3 pengendara sepeda motor matic disergap anggota Sabhara Polres Minut yang akhir-akhir ini memang kerap mangawasi ruas jalan Soekarna dan SBY dimalam hari.

Kegiatan ketiganya memang cukup berisiko. Pasalnya, saat jalan dua jalur ini masih ramai dengan kendaraan yang lalu-lalang, para anak baru gede (ABG) ini secara bergantian, memacu sepeda motor matic merk Yamaha Mio dengan suara bising knalpot racing yang memekakan telinga.

Saat mereka memarkir sepeda motornya sambil bercakap-sakap, mendadak mereka disergap dan kunci sepeda motor dicopot dari kendaraan masing-masing oleh anggota Polres Minut, tanpa perlawanan.

Knalpot racing dipatahkan

"Motor kalian kami tahan, karena melakukan balap liar dijalanan. Selain membahayakan diri sendiri, perbuatan kalian juga mengancam keselamatan orang lain," tukas Bripka Fernando Sundah, selaku komandan regu.

Ketiga pembalap liar tidak memakai helm ini disuruh mendorong sepeda motor masing-masing, kemudian diberi pembinaan dan sanksi.

"Sekarang memang sedang ada operasi knalpot racing, jadi kami harus bertindak tegas, dengan sanksi tertentu, seperti mematahkan knalpot racing agar nanti diganti yang SNI," ujar Bripka Nando.

Saat ditanya surat-surat kendaraan ternyata tidak ada, ketiganya disuruh pulang mengambil surat-surat itu dirumah, dan memanggil orangtuanya. Disaksikan para orangtua, ketiganya diberi sanksi berupa push-up.

"Yang tidak pakai masker, kali ini kami berikan masker, kalau berikut tidak pakai lagi, akan kami beri sanksi push-up 100 kali," tegas Bripka Nando.

Ketiga remaja yang masing-masing berasal dari Desa Matungkas, ini berinisial SO, FK, dan RP, kemudian di ijinkan pulang bersama orangtua masing-masing, dengan perjanjian, tidak akan ugal-ugalan lagi di jalanan.

Dua ABG diberi sanksi push-up, satunya lagi pulang ambil knalpot standar

Sebelum pulang, satu persatu mereka disuruh membacakan Pancasila dengan serius dan tidak main-main.

"Ini contoh bagi para pemuda dan orangtua lainnya. Perhatikan perkembangan anak, jangan sampai berurusan dengan hukum gara-gara masalah lalu-lintas. Jika sayang anak, bukan berarti harus beri kebebasan berkendara, padahal umur belum layak memiliki SIM," tandas Bripka Fernando Sundah(Baker)



×
Berita Terbaru Update