MINUT, Komentar.co - Tradisi, adat dan budaya masyarakat Minahasa khususnya adat Mapalus (gotong-royong) masyarakat di tanah Tonsea ternyata banyak yang unik dan menjanjikan daya jual tinggi bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Khusus Desa Lilang Kecamatan Kema, masyarakat setempat masih kental dengan adat atau kearifan lokal berupa Mapalus Mamuleng Wale (bersama-sama mengusung rangka rumah untuk dipindahkan).
Hukumtua Desa Lilang Rolly Rorong mengatakan kearifan lokal ini menurut harus terus dipertahankan, karena punya nilai historis yang tinggi, apalagi di Kecamatan Kema, ada beberapa desa berpotensi pariwisata, sebagai penyanggah KEK Ekowisata Likupang.
"Bukan itu saja, disamping mampu memupuk rasa persaudaraan, Mapalus Mamuleng Wale ini dapat memperkecil angggaran pemilik rumah dimasa pandemi seperti ini," tuturnya saat melakukan pindah rumah salah satu keluarga kurang mampu (Keluarga Habimisa -Nusa) di Jaga 1 Desa Lilang Kecamatan Kema belum lama ini.
Lanjut Rorong, pekerjaan yang penuh semangat dibawah satu komando ini, menarik untuk ditonton karean berdaya tarik yang tinggi.
"Kekompakan, dan rasa kebersamaan, tersaji saat aba-aba dikumandangkan, ditambah pekikan-pekikan penyemangat. Lebih menarik lagi, saat usai mengangkat rumah, semua rangka di kancing, keluarga menyajikan makan ala kadarnya. Makanan diletakan diatas daun pisang, lalu semua makan secara bersama-sama. Sesudah semua kegiatan selesai, pemilik rumah sudah bisa menghuni kediamannya," pungkas Rolly. (Baker)