Notification

×

Iklan

DLH Minut Gandeng GOLD ISMIA Gelar Pelatihan dan Pemahaman Efek Negatif Penggunaan Merkuri

Friday, December 16, 2022 | 20:44 WIB Last Updated 2022-12-18T06:21:22Z

Media Visit Lokasi Proyek Gold -Ismia di Lokasi PESK Minahasa Utara
MINUT, Komentar.co - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa Utara, menggelar sosialisasi, pembekalan materi, pelatihan dan pematangan dalam upaya memperkuat profesi dan nasib para Penambang Emas Skala Kecil (PESK) di wilayah Kabupaten Minahasa Utara, dan target penyelelamatan keseimbangan lingkungan dari ancaman limbah Merkuri.


DLH Minut dan Dinas ESDM Provinsi Sulawesi melalui Julia Pingkan P Boeloeran (Staf Bidang Mineral), menggandeng Planet GOLD Indonesia melalui GOLD ISMIA, yang setelah melakukan berbagai kajian dan survey, akhirnya memutuskan kalau dua lokasi PESK di Indonesia Timur, PESK Desa Talawaan Kecamatan Talawaan dan Desa Tatelu Kecamatan Dimembe di Kabupaten Minut-lah daerah yang pantas menerima eksistensi National Project GOLD ISMIA ini.
Kamis (15/12/2022), dihadapan para jurnalis, baik dari Kabupaten Minahasa Utara (Provinsi Sulaweai Utara) dan beberapa jurnalis dari luar daerah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Marthen Sumampouw, Yulia Suryanti (National Project Director GOLD ISMIA/Direktur PB3 KLH), Aretha Aprilia (Head Of Environment Unit UNDP Indonesia), 
Suryo Utomo Tomi (Cominication Unit UNDIP), Baiq Dewi Krisnayanti (National Project Manager GOLD-ISMIA), Ricky S F Sumampouw (Hukumtua Desa Talawaan), Dadan Moh Nurjaman (Deputy National Project Director GOLD-ISMIA/Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Pertambangan BRIN), memperkenalkan project berskala internasional yaitu, rencana dunia internasional tahun 2026 akan menghapus penggunaan bahan Mercury, di pertambangan emas.

"Suatu kebanggaan bagi Kabupaten Minahasa Utara, karena target kita menghapus penggunaan Merkuri justeru tahun 2025, berarti lebih cepat dari rencana tingkat internasional," kata Kadis Lingkungan Hidup Minut, Marthen Sumampouw.

Setelah semua pihak terkait menjelaskan dan menguraikan materi National Project Manager GOLD-ISMI dan upaya memusnahkan penggunaan Merkuri dalam kegiatan pertambangan, dengan menupang lima (5) unit mobil rental, rombongan bertolak ke Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Minut, untuk melihat perkembangan pengolahan emas non merkuri, proyek The United Nations Development Programme (UNDP)  Gold-Ismia di lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK).


Setelah mampir sejenak ke kantor Koperasi Batu Api, rombongan turun ke lokasi Penambang Emas Skala Kecil (PESK) Desa Talawaan, didampingi Veni F X Kompo SH (Ketua Koperasi Batu Api), dan Masye Solung (Bendahara), rombongan disambut Kristian Charles Umboh (pegawas operasional tambang), sekaligus mempresentasikan sistem manual pengambilan material mengandung emas dalam lubang-lubang yang ada.



Setelah batu-batu mengandung emas itu dihancurkan oleh pekerja yang semuanya adalah anggota Koperasi Batu Api, material yang sudah dimasukan kedalam karung selanjutnya diangkut ke lokasi pemrosesan (tromol), Koperasi Matuari Mandiri Desa Tatelu.

Di lokasi tromol pengolahan, rombongan disambut para Ibu Rumah Tangga (IRT) selaku pengurus Koperasi Matuari Mandiri Desa Tatelu.

"Proses pemisahan butiran emas dari material lainnya, dilokasi in, kita lalukan dengan safety dan sesuai dengan proyek Gold-Ismia yaitu pengolahan emas tanpa menggunakan Merkuri," beber Ketua Koperasi Matuari Mandiri ibu Deicy Corry Lausan.


Setelah proses pemisahan terjadi, bahan kandungan emas kemudian dibakar secara manual, sampai meleleh.

"Kemudian material ini dibakar sampai meleleh, kita rendam dalam air dingin sekitar lima menit, dan inilah emas mentah hasil olahan hari ini," urai ibu Deicy sambil menunjukkan segenggam logam putih kekuning-kuningan, seberat 3,2 kilogram.

Dari hasil turun lapangan rombongan Dinas Lingkungan Hidup Minut dan GOLD-ISMIA back-upan Planet GOLD Indonesia, disimpulkan bahwa Project mendewasakan dan menguatkan eksistensi Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) di Desa Talawaan dan Tatelu, telah mengalami perubahan dan peningkatan signifikan.

"Kesadaran dari masyarakat sekitar yang juga sudah bergabung bersama koperasi dalam mengelola hasil penambangan untuk diolah menjadi emas, tanpa menggunakan bahan Merkuri, telah nampak jelas," ungkap Kasis Lingkungan Hidup Marthen Sumampouw sambil menimbang-nimbang gumpalan emas hasil olahan Koperasi Batu Api Talawaan dan Koperasi Matuari Mandiri Tatelu, Jumat (16/12/22).


Dikedua lokasi ini juga terlihat pertumbuhan ekonomi yang sangat baik, 
Dari proyek Gold-Ismia ini semua kalangan banyak merasakan manfaat positif.

"Seperti kami dibantu untuk pengurusan ijin agar menjadi legal. Banyak pelatihan yang dilakukan untuk penambang, juga bantuan-bantuan lain sebagai penunjang kerja lapangan untuk para penambang. Kami juga memastikan jika pengolahan emas di desa kami sudah tidak lagi menggunakan merkuri. Banyak juga masyarakat yang sadar tentang bahanya merkuri sehingga tidak lagi menggunakan merkuri dalam pengolahan emas,” aku Veni F X Kompo SH (Ketua Koperasi Batu Api), didampingi Christian Charles Umboh serta merasa puas dengan produk ilmu proyek Gold-ISMIA.

Dalam klosing kegiatan, dihadapan sejumlah media, Nasional Project Manager Gold-Ismia Baiq Dewi Krisnayati mengatakan, jika proyek ini mengajarkan alternatif pengelolaan emas tergantung metode apa yang dilakukan penambang emas tanpa merkuri.

"Jadi kami mengajarkan para penambang untuk mengelola emas tanpa menggunakan merkuri, tergantung metode apa yang ingin digunakan. Intinya pertambangan emas dilakukan secara legal dan pengelolaan emasnya tanpa merkuri,” pungkasnya. (Baker)




×
Berita Terbaru Update