Notification

×

Iklan

Sejarah Negara Palestina

Wednesday, June 12, 2024 | 21:05 WIB Last Updated 2024-06-12T13:10:50Z
Oleh: Avrillia Sonela Putri Lapisona
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sam Ratulangi Manado

Foto: Istimewa


PALESTINA 
tanah yang dipenuhi dengan cerita-cerita heroik, keragaman budaya, dan ketahanan yang luar biasa. Berada di tengah-tengah Timur Tengah, Palestina memiliki akar yang mendalam dalam sejarah manusia, mencakup ribuan tahun peradaban yang membanggakan. Namun, sejarah Palestina juga mencatat berbagai penderitaan akibat konflik yang berlarutlarut dan ketidakstabilan politik. Inilah cerita sejarah panjang Palestina, yang menggambarkan perjalanan bangsa ini dari kejayaan ke penderitaan, dan dari perjuangan menuju harapan masa depan yang lebih baik.

Palestina memiliki akar yang dalam dalam sejarah manusia. Di antara sungai Yordania dan Laut Tengah, kota-kota kuno seperti Yerusalem, Bethlehem, dan Jericho telah ada selama ribuan tahun. Wilayah ini adalah tempat lahirnya tiga agama monoteistik besar: Islam, Kristen, dan Yahudi.

Sebagai bagian dari Kekaisaran Romawi, Palestina melihat berbagai periode kejayaan dan penindasan. Pada abad ke-7 Masehi, Palestina menjadi bagian dari Kesultanan Arab Islam. Namun, pada abad ke-16, wilayah ini jatuh ke tangan Kesultanan Utsmaniyah, yang menguasainya sampai akhir Perang Dunia I.

Setelah Perang Dunia I, Palestina berada di bawah mandat Inggris menurut Liga Bangsa-Bangsa. Tahun 1947, PBB merancang rencana pembagian Palestina menjadi dua negara terpisah: satu untuk umat Yahudi dan satu untuk orang Arab Palestina. Rencana ini memicu konflik hebat, memaksa ribuan warga Palestina melarikan diri dari rumah mereka.

Pada tahun 1948, negara Israel didirikan, menciptakan ketegangan yang berkepanjangan dengan orang Palestina. Perang Arab-Israel 1948 dan konflik-konflik berikutnya mengakibatkan pengungsi besar-besaran dan penderitaan manusia yang tak terhitung jumlahnya.

Sejak berdirinya Israel, Palestina telah menjadi pusat pertempuran yang intens. Intifada pertama (1987-1993) dan intifada kedua (2000-2005) menyaksikan pemberontakan rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel, yang memicu tindakan keras dan penderitaan yang mendalam.

Hamas, sebuah organisasi perlawanan Palestina, muncul sebagai kekuatan signifikan melawan pendudukan israel. Meskipun banyak upaya damai, termasuk Perjanjian Oslo pada tahun 1993, ketidaksetujuan fundamental dan sengketa wilayah terus menghambat proses perdamaian.

Rencana-rencana perdamaian selalu terbentur pada dinding rintangan, sementara wilayah Palestina di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur terus dikepung dan terancam oleh pendudukan Israel. Meskipun konflik berkepanjangan, dunia telah menyaksikan gelombang solidaritas dengan Palestina.

Gerakan solidaritas internasional, termasuk boikot ekonomi terhadap Israel, adalah bukti nyata dukungan global terhadap hak kemerdekaan Palestina. Masa depan Palestina masih belum pasti, tetapi harapan tidak pernah pudar. Meskipun sejarahnya penuh dengan kesedihan, Palestina juga melambangkan keberanian dan tekad.

Rakyat Palestina tetap bersatu melawan ketidakadilan dan pendudukan, dan harapan akan sebuah negara yang merdeka dan sejahtera terus menyala dalam hati setiap anak, ibu, dan bapak Palestina. (Sumber: Kompasiana.com)






×
Berita Terbaru Update