Minut,- Direktur Jendral (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (RI), Dr Ir Kasdi Subagyono, MSc bersama rombongan mengunjungi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tepatnya di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Rabu (04/09/2019).
Rombongan dijemput langsung oleh Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Minut, Ir Wangke Karundeng dan Hukum Tua (Kumtua) Desa Paslaten, Oktavian Langelo bersama kelompok masyarakat Tani.
Kunjungan tersebut, dalam rangka menunjang pertanian dan perkebunan untuk pengembangan kawasan perkebunan pala di Desa Paslaten Kecamatan Kauditan atau yang biasa disebut oleh masyarakat dalam bahasa daerahnya Doong - Tulap - Punti, perkebunan Limeka - Wineten.
Menurut Direktur Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Dr Ir Kasdi Subagyono, MSc, kunjungan di Desa Paslatan merupakan salah satu program pemerintah pusat untuk meningkatkan sektor pertanian dan perkebunan yang difokuskan untuk pengembangan komoditas Pala.
"Tentunya dalam kunjungan ini diutamakan Komoditas Pala. Meskipun Kelapa dan lainnya yang harus dikembangkan namun itu adalah second komoditi, pastinya dalam pengembangan ini sudah memiliki potensi yang kita tidak memulainya dari awal," Jelas Subagyono.
Lanjutnya, disini kita lihat ada beberapa jenis pangan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Tapi semua itu diserahkan kepada kelompok tadi yang mau memilih untuk dikelola.
"Memang kami fokus kepada jenis pala untuk dikembangkan. Namun kami serahkan ke kelompok tani untuk mengelolanya, mereka tinggal memilih pangan apa yang harus dikelola. Bisa saja pala 60 persen dikelola dan jenis pangan lain sisanya," tuturnya.
Jadi tinggal dilihat, lanjut Subagyono untuk pengembangan dari kelompok tani yang ingin hasilnya lebih cepat, boleh saja. Nanti kelompok tani yang infokan ke dinas dan dinas sampaikan ke pemerintah pusat selanjutnya akan disesuaikan ke Dirjen mana.
"Kalau untuk jagung ke Dirjen Tanaman Pangan, kalau sarana prasarana di Ditjen PSP. Kalau untuk alat-alat spesifik perkebunan yaitu di Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian dan kami akan upayakan untuk berikan bantuan bagi petani yang mau mengelola jenis pangan apa saja, untuk menambah penghasilan lebih cepat sambil menunggu produksi pala," pungkasnya. (Ndo)
Rombongan dijemput langsung oleh Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Minut, Ir Wangke Karundeng dan Hukum Tua (Kumtua) Desa Paslaten, Oktavian Langelo bersama kelompok masyarakat Tani.
Kunjungan tersebut, dalam rangka menunjang pertanian dan perkebunan untuk pengembangan kawasan perkebunan pala di Desa Paslaten Kecamatan Kauditan atau yang biasa disebut oleh masyarakat dalam bahasa daerahnya Doong - Tulap - Punti, perkebunan Limeka - Wineten.
Menurut Direktur Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Dr Ir Kasdi Subagyono, MSc, kunjungan di Desa Paslatan merupakan salah satu program pemerintah pusat untuk meningkatkan sektor pertanian dan perkebunan yang difokuskan untuk pengembangan komoditas Pala.
"Tentunya dalam kunjungan ini diutamakan Komoditas Pala. Meskipun Kelapa dan lainnya yang harus dikembangkan namun itu adalah second komoditi, pastinya dalam pengembangan ini sudah memiliki potensi yang kita tidak memulainya dari awal," Jelas Subagyono.
Lanjutnya, disini kita lihat ada beberapa jenis pangan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Tapi semua itu diserahkan kepada kelompok tadi yang mau memilih untuk dikelola.
"Memang kami fokus kepada jenis pala untuk dikembangkan. Namun kami serahkan ke kelompok tani untuk mengelolanya, mereka tinggal memilih pangan apa yang harus dikelola. Bisa saja pala 60 persen dikelola dan jenis pangan lain sisanya," tuturnya.
Jadi tinggal dilihat, lanjut Subagyono untuk pengembangan dari kelompok tani yang ingin hasilnya lebih cepat, boleh saja. Nanti kelompok tani yang infokan ke dinas dan dinas sampaikan ke pemerintah pusat selanjutnya akan disesuaikan ke Dirjen mana.
"Kalau untuk jagung ke Dirjen Tanaman Pangan, kalau sarana prasarana di Ditjen PSP. Kalau untuk alat-alat spesifik perkebunan yaitu di Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian dan kami akan upayakan untuk berikan bantuan bagi petani yang mau mengelola jenis pangan apa saja, untuk menambah penghasilan lebih cepat sambil menunggu produksi pala," pungkasnya. (Ndo)