Minahasa,- Implementasi aplikasi Fingerprint di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tondano sudah mendapat dukungan dari 4 rumah sakit daerah yang ada Sulut. Rumah Sakit tersebut antara lain RSU Bethesda Tomohon, RSU Gunung Maria Tomohon, RS Kinapit dan RS Budi Setia Langowan.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan di rumah sakit, BPJS Kesehatan terus berinovasi dengan mengembangkan aplikasi untuk kualitas pelayanan salah satunya adalah validasi data peserta yang datang berobat di rumah sakit dengan aplikasi finger print.
Secara umum sistem perekaman sidik jari (fingerprint) adalah sebagai deteksi terkait penyalahgunaan kartu JKN-KIS. Aplikasi finger print untuk merekam sidik jari peserta JKN-KIS sebagai data pendukung validitas kartu JKN-KIS sehingga eligibilitas keabsahan peserta JKN-KIS menjadi semakin terjamin dan diyakini kebenaran datanya.
Dengan adanya finger print ini peserta tidak perlu menunjukkan KTP untuk validasi kebenaran kartu JKN-KIS yang dipegangnya.
Pelaksanaan finger print ini dilaksanakan 4 tahap yang terdiri dari tahap pertama Pelayanan Poli Instalasi Rehab Medik (IRM), Mata (MAT), dan Jantung (JAN) kemudian tahap kedua seluruh pelayanan rawat inap, tahap ketiga pelayanan poli penyakit dalam (INT), Anak (ANA), Bedah (BED), dan Obsetri Ginekologi (OBG) dan tahap keempat seluruh pelayanan rawat jalan.
Rumah Sakit Kinapit yang terletak di Kota Kotamobagu mendukung pelaksanaan finger print tersebut. Karena belum memiliki pelayanan hemodialis maka implementasi finger print baru diberlakukan sekarang.
Direktur Rumah Sakit Kotamobagu direktur Christine Pondaag belum lama ini mengatakan bahwa
Setelah ada pemberitahuan dari BPJS Kesehatan tentang finger print untuk pelayanan poli maka pihaknya langsung membeli alatnya.
Begitupun Direktur Rumah Sakit Budi Setia Langowan. Setelah melihat implementasi finger print, Direktur Rumah Sakit berharap tidak ada lagi yang menyalahgunakan kartu JKN KIS seperti menggunakan kartu JKN-KIS bukan miliknya sehingga fraud di rumah sakit dapat diminimalisir.
Kualitas pelayanan di loket juga lebih baik karena waktu pelayanan di loket lebih pendek karena tidak ada lagi validasi manual untuk eligibilitas peserta.
Harapannya ke depan aplikasi finger print ini semakin memudahkan petugas rumah sakit dalam melayani peserta JKN-KIS. (baim)
Dalam upaya meningkatkan pelayanan di rumah sakit, BPJS Kesehatan terus berinovasi dengan mengembangkan aplikasi untuk kualitas pelayanan salah satunya adalah validasi data peserta yang datang berobat di rumah sakit dengan aplikasi finger print.
Secara umum sistem perekaman sidik jari (fingerprint) adalah sebagai deteksi terkait penyalahgunaan kartu JKN-KIS. Aplikasi finger print untuk merekam sidik jari peserta JKN-KIS sebagai data pendukung validitas kartu JKN-KIS sehingga eligibilitas keabsahan peserta JKN-KIS menjadi semakin terjamin dan diyakini kebenaran datanya.
Dengan adanya finger print ini peserta tidak perlu menunjukkan KTP untuk validasi kebenaran kartu JKN-KIS yang dipegangnya.
Pelaksanaan finger print ini dilaksanakan 4 tahap yang terdiri dari tahap pertama Pelayanan Poli Instalasi Rehab Medik (IRM), Mata (MAT), dan Jantung (JAN) kemudian tahap kedua seluruh pelayanan rawat inap, tahap ketiga pelayanan poli penyakit dalam (INT), Anak (ANA), Bedah (BED), dan Obsetri Ginekologi (OBG) dan tahap keempat seluruh pelayanan rawat jalan.
Rumah Sakit Kinapit yang terletak di Kota Kotamobagu mendukung pelaksanaan finger print tersebut. Karena belum memiliki pelayanan hemodialis maka implementasi finger print baru diberlakukan sekarang.
Direktur Rumah Sakit Kotamobagu direktur Christine Pondaag belum lama ini mengatakan bahwa
Setelah ada pemberitahuan dari BPJS Kesehatan tentang finger print untuk pelayanan poli maka pihaknya langsung membeli alatnya.
Begitupun Direktur Rumah Sakit Budi Setia Langowan. Setelah melihat implementasi finger print, Direktur Rumah Sakit berharap tidak ada lagi yang menyalahgunakan kartu JKN KIS seperti menggunakan kartu JKN-KIS bukan miliknya sehingga fraud di rumah sakit dapat diminimalisir.
Kualitas pelayanan di loket juga lebih baik karena waktu pelayanan di loket lebih pendek karena tidak ada lagi validasi manual untuk eligibilitas peserta.
Harapannya ke depan aplikasi finger print ini semakin memudahkan petugas rumah sakit dalam melayani peserta JKN-KIS. (baim)