Notification

×

Iklan

2 Atlet Bridge Belia Minut Rebut "Medali Emas Tingkat Nasional", Kepedulian Ketua GABSI Sulut Dipertanyakan

Monday, December 2, 2019 | 06:04 WIB Last Updated 2019-12-02T03:06:25Z
Minut,- Kabupaten Minahasa Utara (Minut) Gudang 1000 Atlet adalah sebutan tak terbantahkan untuk Tanah Tonsea ini. Pasalnya, setiap ada atlet asal Kabupaten Minahasa Utara di ikutkan dalan suatu perlombaan, rata-rata akan membuahkan hasil juara.

Terbukti, predikat juara yang diraih atlet asal Minut, bukan saja orang dewasa, namun anak-anak Sekolah Dasar (SD) pun tak dapat dipandang sebelah mata.

Nama besar Minut kembali membahana di antero Nusantara ketika di Kancah Nasional dua bibit muda asal Kelurahan Sarongsong I Airmadidi dan Kelurahan Airmadidi Atas meraih Medali Emas Bridge, pada Kamis, 14 November 2019 silam.

Keduanya adalah Pray dan Rushelle. Mereka menjadi pusat perhatian masyarakat dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bridge Mahasiswa/Pelajar 2019 di Jakarta.

Pasangan Pray Justitia Caesara Ismail dari SD Advent Unklab Airmadidi Minut dan Rushelle Abiezer Anthonie dari SD Inpres Kolongan Tetempangan mewakil SD di Minut, berhasil meraih medali emas untuk kategori pasangan pelajar SD.

Pray yang dikonfirmasi usai berhasil meraih medali emas mengatakan, dirinya bersama rekannya sangat senang bisa meraih medali emas dan mengharumkan nama Kabupaten Minut terlebih Sulut di kancah nasional.

“Sangat senang, terimakasih kepada Tuhan serta semua pihak yang mendukung selama ini, termasuk kedua orang tua tercinta yang tak hentinya memberi motivasi,” ucap putri pasangan Ruddy Ismail dan Eske Rambi itu.

Pray yang lugu (umur 8 tahun red-) mengatakan, hasil tidak akan pernah menghianati usaha, dan medali yang diraih didedikasikan untuk sang opa Otje tercinta.

“Keberhasilan ini untuk opa tersayang di sorga sana. Kedepan saya akan terus berusaha mengharumkan nama Kabupaten Minut,” tandas Pray.

Sementara Eske Ismail Rambi, ibunda tersayang Pray menambahkan, sebagai orang tua ia sangat bangga atas prestasi yang diukir Pray untuk Kabupaten Minut, karena anak kelas III SD sudah bisa mendapat medali emas di Kejurnas.

“Semua ini tidak lepas dari campur tangan Tuhan Yesus. Sebelum berangkat ke Jakarta untuk bertanding, dia (Pray, red) selalu ulang-ulang jika dia mendapat medali, akan dibawa ke kubur opanya agar sang opa boleh bangga,” ungkap Eske dengan nada sedih sekaligus bangga.
Tahun 2018 silam, di Batam berhasil meraih perunggu, juara III pasangan SD di Manado Fiesta, dan juara III pasangan SD di Festival Tomohon.

“Terimakasih untuk Ketua GABSI Minut bapak Drs Denny Ronny Wowiling, Bupati Minut Ibu Vonnie Panambunan, dan Wakil Ketua DPRD Minut Ibu Olivia Mantiri, Coach Koutje Limpele dan Saladdin Al Ayuby Nuhamidin, serta doa dan bantuan yang diberikan teman-teman sekalian,” tukas sang ayah tercinta Pray, Ruddy Ismail.

Namun dari sekian dukungan yang mengalir, keluarga kedua atlet berprestas ini sempat mempertanyakan peran serta dari Ketua GABSI Sulut, Joune Ganda kepada atlet yang sudah mengharumkan nama besar provinsi Sulut.

"Mereka bukan membawa nama MINUT, tapi SULUT. Sebenarnya sebagai ketua GABSI Sulut, dan sama-sama orang Minut, masa do seolah nda ada kepedulian. Minimal ucapan selamat atau apa saja, itu juga akan mempengaruhi mentalitas para atlet Bridge di Minut ini," ujar Ruddy.

Dari pihak Joune Ganda selaku Ketua GABSI Sulut, menjelaskan, Gabsi Sulut tentunya membawahi Gabsi Minut, kalau dianggap tak ada perhatian, hal itu keliru.

"Ini cuma soal koordinasi saja, intinya semua atlit pasti diperhatikan. Cobalah pihak kedua atlet itu konfirm langsung ke Gabsi Sulut, lewat Gabsi Minut, pasti ada penyelesaiannya," kata RKP, sumber resmi Ketua GABSI Sulut via Whats-Appnya. (Baker)





×
Berita Terbaru Update