Pasalnya, kelangkaan pupuk selalu melekat dengan merangkaknya harga terutama jenis PUPUK SUPER FOSFAT (PUPUK SP 36) PETRO.
"Harga 1 Karung Pupuk SP 3 Petro adalah Rp. 80.000. Tapi karena langka dan sulit didapati, harga sekarang meencapai 150.000, bahkan Rp. 200.000 per bantal (zak 60 kg)," keluh Pak Marthen petani asal Desa Toure, Minggu (01/12/2019).
Sesuai penelusuran wartawan, keberadaan Pupuk Bersubsidi yang disuplay Pemerintah yang oleh masyarakat umum dikenal dengan nama PUPUK SUPER FOSFAT (PUPUK SP 36) PETRO yang diproduksi oleh PT PETROKIMIA GRESIK ini merupakan pupuk andalan para petani sayuran di wilayah Kabupaten Minahasa.
Sangat disayangkan, Pupuk Bersubsidi ini sudah sangat sulit didapat, sementara skala kebutuhan para petani kian hari kian membludak, apalagi bulan Desember adalah waktu yang penting untuk menanam.
"Pemerintah jangan tinggal diam. Haras bergerak, bangun kordinasi dengan polisi, lakukan investigasi penyebab kelangkaan itu. Jika pupuk langka, pasti akan beredar pupuk palsu," ujar Pak Benyamin Manitik warga Desa Ampreng Langowan.
Dari keterangan sejumlah warga, penyebab kelangkaan (Pupuk SP 36) Petro, datang dari beberapa penyebab. Selain ada pihak membeli banyak, untuk dipakai sendiri atau kelompoknya, harga dijual taktak tqnggung-tanggung.
"Ada yang menampung dan menjualnya ke Minsel dan Mitra, ada yang sengaja menumpuk pupuk-pupuk itu agar menjadi langka, kemudian dijual namun dengan harga sesuka hati. Ini terjadi sudah bertahun-tahun, lantas dimana Kepala Dinas Pertanian/Perkebunan terkait," tandasnya. (redaksi)