Bitung, - Direktur Pertahanan Bela Negara dari Kementerian Pertahanan RI, Brigjen TNI Jubei Levianto S.Sos, menggelar sosialisasi Bela Negara.
Sesuai agenda, sosilisasi kepada siswa SMA, SMK dan mahasiswa di lingkup pendidikan Kota Bitung digelar di Hotel Nalendra, Kelurahan Aertembaga Satu, Kecamatan Aertembaga, Rabu (26/02/2020), sekira pukul 11:29 wita.
Sosialisasi ini mengangkat tema "Bela Negara tidak harus jadi tentara", dengan pembawa materi Direktur Bela Negara Brigjen TNI.Jubei Levianto,S.Sos,M.M,dan di mana kegiatan ini di buka oleh Sekretaris Kota Bitung Audy Pangemanan.
Dalam sambutannya Levianto mengucapkan banyak terimakasih kepada Walikota Bitung Maxmilian Lomban beserta jajarannya yang telah memfasilitasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi bela negara di lingkup
pendidikan di Kota Bitung.
"Karena bela negara memang tidak hanya tugas dan tanggung jawab kementerian pertahanan saja, akan tetapi juga menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh kementrian/lembaga termaksuk pemerintah daerah", katanya.
Dikatakan Levianto, kesadaran bela negara merupakan bagian dari upaya membangun sikap mental dan karakter bangsa, yang juga merupakan salah satu agenda prioritas nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024.
"Sebagaimana kita pahami bersama bahwa program prioritas pada kabinet Indonesia Maju, diantaranya adalah membangun sumber daya manusia menjadi faktor yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, dalam hal ini sumber daya manusia," bebernya.
Lanjut Levianto, tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga kreatif dan inovatif, serta dapat memegang teguh jati diri bangsa dan memiliki kesadaran membela negara.
"Karena Sumber Daya Manusia seperti inilah yang menjadi modal sosial sekaligus soft power bagi bangsa dan negara dalam menjamin eksistensinya dalam percaturan global:" jelas Jenderal bintang satu ini.
Dia juga bertanya, mengapa demikian? karena era revolusi industri ini mengubah total cara berperang, dimana perang tidak lagi dilakukan dengan cara mengirim tentara atau kekuatan militer dan bukan menguasai ruang wilayah akan tetapi menguasai ekonomi, budaya, politik, teknologi.
"Termasuk menguasai aturan hukum dari sebuah negara, sehingga garis pemisah antara perang dan damai semakin menipis bahkan medan tempur tidak didefinisikan dengan jelas dan tepat saat ini adalah seperti bermain sepak bola, di lahan miring," urai Levianto.
Lanjut dikatakannya, permainan tidak lagi bisa dilakukan secara biasa secara konvensional medan perang Zero merupakan gabungan antara perang ideologi dan perang pola pikir dan perang informasi serta perang asimetris di sisi lainnya.
"Sehingga pertanyaannya adalah bagaimana memenangkan perang 4G, lalu bagaimana melestarikan dan mengaktualisasikan nilai bela negara, dengan era perang tersebut maka yang harus kita lakukan adalah mengubah mindset untuk memenangkan perang", paparnya.
Jubei Levianto juga menambahkan bahwa yang harus diubah adalah orangnya, sumber daya manusianya, kalau tidak mau berubah maka akan mati atau kalah perang selanjutnya.
"Terkait bela negara maka yang juga harus diubah adalah metode menyebarluaskan nilai-nilai bela negara, kita tidak bisa terus memakai cara-cara lama, kita harus memakai cara-cara baru sesuai dengan medan peperangan baru hadir," pungkas dia.
Sementara itu, sekretaris Kota Bitung Audy Pangemanan mewakili Walikota Bitung memberikan sambutannya sekaligus membuka kegiatan tersebut mengatakan Bahwa kesadaran bela negara nilai-nilai luhur bangsa lokal dan keasrian lingkungan hidup.
"Jelas tidak mungkin diserahkan kepada kecerdasan buatan yang sangat tergantung pada ketersediaan alat koneksi jaringan maupun listrik secara keseluruhan semuanya harus ditanamkan dalam jiwa dan raga segenap bangsa Indonesia sejak dini," urainya.
Itu, kata Pangemanan, melalui kewajiban mengikuti pendidikan Pancasila dan juga pendidikan kewarga negaraan sebagaimana yang kita laksanakan hari ini.
"Itu memerlukan cara-cara inovatif serta adab-adab tentang perkembangan zaman agar anak-anak muda kita mendapatkan ruang untuk mengekspresikan kecintaan mereka kepada bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai ini," tukas dia.
Pihaknya menyambut dengan bangga terlaksananya sosialisasi bela negara bagi pendidikan di kota Bitung pada hari ini.
"Dengan harapan kegiatan ini dapat membangun kembali segenap kesadaran kesadaran bela negara bagi semua Insan pendidikan di kota Bitung, khususnya generasi milenial di kota ini untuk mewujudkan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan dan persatuan kesatuan dengan aksi nasional bela negara sejak dini", ungkap Audy.
Turut hadir pada kegiatan ini,panitia kegiatan letkol INF.Imam Subekti,Mayor laut.Ari Ningsih,Kapten Inf.Brader Sijabat,penata III/d.Dalmin,Sekkot Bitung Audy Pangemanan,Kadis Pendidikan Bitung Julius Ondang,SPd.MSi,Kapolres Bitung AKBP.F.X Winardi Prabowo,Dandim 1310 Bitung Letkol Inf.Kusnandar Hidayat,S.Sos.Kepala sekolah bersama guru,Dosen dan siswa SMA, SMK serta mahasiswa yang di lingkup kota Bitung,dan SKPD Pemkot Bitung. (Baker)
Sesuai agenda, sosilisasi kepada siswa SMA, SMK dan mahasiswa di lingkup pendidikan Kota Bitung digelar di Hotel Nalendra, Kelurahan Aertembaga Satu, Kecamatan Aertembaga, Rabu (26/02/2020), sekira pukul 11:29 wita.
Sosialisasi ini mengangkat tema "Bela Negara tidak harus jadi tentara", dengan pembawa materi Direktur Bela Negara Brigjen TNI.Jubei Levianto,S.Sos,M.M,dan di mana kegiatan ini di buka oleh Sekretaris Kota Bitung Audy Pangemanan.
"Karena bela negara memang tidak hanya tugas dan tanggung jawab kementerian pertahanan saja, akan tetapi juga menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh kementrian/lembaga termaksuk pemerintah daerah", katanya.
Dikatakan Levianto, kesadaran bela negara merupakan bagian dari upaya membangun sikap mental dan karakter bangsa, yang juga merupakan salah satu agenda prioritas nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024.
"Sebagaimana kita pahami bersama bahwa program prioritas pada kabinet Indonesia Maju, diantaranya adalah membangun sumber daya manusia menjadi faktor yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, dalam hal ini sumber daya manusia," bebernya.
Lanjut Levianto, tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga kreatif dan inovatif, serta dapat memegang teguh jati diri bangsa dan memiliki kesadaran membela negara.
"Karena Sumber Daya Manusia seperti inilah yang menjadi modal sosial sekaligus soft power bagi bangsa dan negara dalam menjamin eksistensinya dalam percaturan global:" jelas Jenderal bintang satu ini.
Dia juga bertanya, mengapa demikian? karena era revolusi industri ini mengubah total cara berperang, dimana perang tidak lagi dilakukan dengan cara mengirim tentara atau kekuatan militer dan bukan menguasai ruang wilayah akan tetapi menguasai ekonomi, budaya, politik, teknologi.
"Termasuk menguasai aturan hukum dari sebuah negara, sehingga garis pemisah antara perang dan damai semakin menipis bahkan medan tempur tidak didefinisikan dengan jelas dan tepat saat ini adalah seperti bermain sepak bola, di lahan miring," urai Levianto.
Lanjut dikatakannya, permainan tidak lagi bisa dilakukan secara biasa secara konvensional medan perang Zero merupakan gabungan antara perang ideologi dan perang pola pikir dan perang informasi serta perang asimetris di sisi lainnya.
"Sehingga pertanyaannya adalah bagaimana memenangkan perang 4G, lalu bagaimana melestarikan dan mengaktualisasikan nilai bela negara, dengan era perang tersebut maka yang harus kita lakukan adalah mengubah mindset untuk memenangkan perang", paparnya.
Jubei Levianto juga menambahkan bahwa yang harus diubah adalah orangnya, sumber daya manusianya, kalau tidak mau berubah maka akan mati atau kalah perang selanjutnya.
"Terkait bela negara maka yang juga harus diubah adalah metode menyebarluaskan nilai-nilai bela negara, kita tidak bisa terus memakai cara-cara lama, kita harus memakai cara-cara baru sesuai dengan medan peperangan baru hadir," pungkas dia.
Sementara itu, sekretaris Kota Bitung Audy Pangemanan mewakili Walikota Bitung memberikan sambutannya sekaligus membuka kegiatan tersebut mengatakan Bahwa kesadaran bela negara nilai-nilai luhur bangsa lokal dan keasrian lingkungan hidup.
"Jelas tidak mungkin diserahkan kepada kecerdasan buatan yang sangat tergantung pada ketersediaan alat koneksi jaringan maupun listrik secara keseluruhan semuanya harus ditanamkan dalam jiwa dan raga segenap bangsa Indonesia sejak dini," urainya.
Itu, kata Pangemanan, melalui kewajiban mengikuti pendidikan Pancasila dan juga pendidikan kewarga negaraan sebagaimana yang kita laksanakan hari ini.
"Itu memerlukan cara-cara inovatif serta adab-adab tentang perkembangan zaman agar anak-anak muda kita mendapatkan ruang untuk mengekspresikan kecintaan mereka kepada bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai ini," tukas dia.
Pihaknya menyambut dengan bangga terlaksananya sosialisasi bela negara bagi pendidikan di kota Bitung pada hari ini.
"Dengan harapan kegiatan ini dapat membangun kembali segenap kesadaran kesadaran bela negara bagi semua Insan pendidikan di kota Bitung, khususnya generasi milenial di kota ini untuk mewujudkan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan dan persatuan kesatuan dengan aksi nasional bela negara sejak dini", ungkap Audy.
Turut hadir pada kegiatan ini,panitia kegiatan letkol INF.Imam Subekti,Mayor laut.Ari Ningsih,Kapten Inf.Brader Sijabat,penata III/d.Dalmin,Sekkot Bitung Audy Pangemanan,Kadis Pendidikan Bitung Julius Ondang,SPd.MSi,Kapolres Bitung AKBP.F.X Winardi Prabowo,Dandim 1310 Bitung Letkol Inf.Kusnandar Hidayat,S.Sos.Kepala sekolah bersama guru,Dosen dan siswa SMA, SMK serta mahasiswa yang di lingkup kota Bitung,dan SKPD Pemkot Bitung. (Baker)





