Namun namanya masih manusia tentu tidak luput dari kata sempurna. Ternyata upaya pemerintah kerapkali tak seindah yang diharapkan. Kendati harus berjibaku ditengah wabah corona.
Seperti halnya dugaan gratifikasi (Memberi sesuatu karena ada maksud dan tujuan yang menguntungkan oknum atau pihak), dalam beberapa hari ini tersiar sehingga dipertanyakan masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Berawal dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sangihe yang membeli sagu pada pengusaha kecil asal Kecamatan Tabukan Utara (Tabut) Kelurahan Angges Kecamatan Tahuna Barat, berinisial "KL" beberapa waktu lalu yang kemudian diserahkan pada warga penerima terdampak Covid-19.
Diketahui, Disnaker membeli ratusan bahkan ribuan paket bungkusan Sagu dari 'KL' seharga 13 juta Rupiah dalam 2 tahap pembelian.
"Pembelian pertama seharga 6 juta rupiah dan pembelian kedua seharga seharga 7 juta rupiah," ungkap KL.
"Setelah sepakat antara kami sebagai pembeli Sagu, Kadis Naker ingatkan saya agar jangan lupa ucapkan terimah kasih kepada Pak bupati," aku KL.
Terkait hal ini, Pemerhati Sosial, Wasty Kamurahan mengaku geram atas aroma gratifikasi yang dilakukan pemerintah terhadap rakyat.
"Ini memang benar, sesuai hasil temuan dilapangan, ini bukan proyek namun hanya bentuk pembelian sesuai hasil klarifikasi dilapangan oleh beberapa awak media bersama kami. Sama saja membeli bahan makanan pokok berada dipasar saja. Namun dalam konteks ini saya merasa sangat lucu dan aneh karna harus ada terimakasih kepada bupati, sementara mungkin saja Pak bupati tidak tahu menahu atau tidak memerintahkan untuk ucapan terimah kasih," ujarnya.
Menurutnya, memang benar sagu yang dibelikan dalam bentuk jumlah yang banyak.
"Berapa banyak keuntungan dari penjual sagu yang dibeli oleh Disnaker terus sehingga harus ada ucapan terimah kasih," tandasnya.
Saat dihubungi oleh beberapa awak media di nomor 08124009XXXX, Bupati Sangihe Jabes Ezar Gaghana, SE, ME membantah tudingan itu.
"Jelas itu tidaklah benar. Terkait hal ini, tanya jo ke Kadis, kita tidak merintahkan begitu," jawab bupati jelas dan singkat melalui pesan singkat Whats-App.
Terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja Ksbupaten Kepulauan Sangihe, Doktarius Pangandaheng,
menampik apa yang di ucapan pihak penjual sagu, namun dirinya menjelaskan apa maksudnya.
"Memang benar saya katakan, jagan lupa berterimah kasih kepada bupati karena so beli ngoni p sagu. Kenapa, sebab ini adalah bentuk kepedulian pemerintah daerah sekaligus mesrespon keluhan masyarakat yang mana pasaran para penjual atau pengusaha sagu, sangat sepi. Jadi,karena angka pembelian cukup lumayan, saya meminta agar jangan lupa berterima kasih ke Pak Bupati sebagai top eksekutif dan orangtua daripada rakyat. Jadi, dalam pemahaman terima kasih kearah ini bukan masalah uang, tapi sopan-santun. Torang beli gula-gula harga 1000 perak di warung saja masih ada kata terima kasih, kan tidak ada salahnya torang belajar tata krama dengan memelihara kebiasaan berterima kasih," tegas pejabat yang juga akrab disapa Dokta itu. (Yan)