Notification

×

Iklan

HUT ke-323 Wanua Tontalete, Sagay Ajak Masyarakat Pertahankan Budaya Hidup Rukun dan Damai

Saturday, September 10, 2022 | 15:04 WIB Last Updated 2022-09-11T03:08:02Z
Peringatan HUT ke-323 Desa Tontalete

MINUT, Komentar.co - Hari ini, Sabtu 10 September 2022, merupakan hari paling bersejarah untuk masyarakat Wanua (Desa) Tontalete. Pasalnya, masyarakat salah satu desa adat di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) ini memperingati Hari Ulang Tahun ke-323.

Pembacaan Sejarah Wanua Tontalete mengawali kegiatan perayaan HUT ke-323, yang dibacakan oleh mantan Plt Hukumtua Tontalete Novilia De'Briving. 

Wacana sejarah Desa (Wanua) Tontalete disaksikan Pejabat Hukumtua Stenly Ruben Sagay, S Sos, para mantan Hukumtua, tokoh masyarakat, tokoh agama serta peserta Kuliah Kerja Terpadu (KKT) Mahasiswa Universitas Ratulangi, Angkatan 132.

"Seiring waktu berjalan, ternyata kampung atau Wanua atau Desa Tontalete yang kita cintai ini sudah berdiri selama 323 tahun atau lebih dari tiga abad. Ini sangat luar biasa," kata Hukumtua Stenly Ruben Sagai dalam sambutannya.

Selaku pemerintah di desa Tontalete, dirinya mengajak semua untuk terus menjaga, mengurus bahkan memelihara Wanua Tontalete ini.

"Sudah menjadi tanggungjawab kita semua untuk merawat dan menjaga desa tercinta ini, agar seiring waktu berjalan,  kita yang ada sekarang, baik masyarakat maupun pemerintah kelak dapat meninggalkan desa ini dalam keadaan utuh dan baik menjadi lebih baik dari yang telah ada," urai Sagay sambil mengumandangkan motto Bersatu Kita Teguh, Bersama Kita Hebat. 

Selanjutnya, tarian Kabasaran Waruwasey Wanua Tontalete turut meramaikan perayaan HUT kali ini, sebelum masuk pada Ibadah yang dipimpin oleh Pdt Tresya Kalangi, STh dengan pembacaan firman yang diambil dari Alkita Bilangan 20, tentang kepemimpinan Nabi Musa dalam perjalanan ke Tanah Perjanjian.

Pdt Kalngi dalam khotbah menceritakan kemahakuasaan Tuhan dengan memperlihatkan Mujizat-nya lewat Tongkat Musa yang mengeluarkan Air dari dalam batu.

"Dan disitu pula Tuhan mengingatkan Musa bahwa dia akan membawa masuk Bangsa Israel ke Perjanjian yakni Tanah Kanaan, namun Musa dan Harun sendiri tidak bisa masuk kesana, karena banyak melawan kehendak Dia," kata Pdt Kalangi.

Lanjut Pdt Kalangi, intisari daripada pesan firman ini adalah, kita yang ada di Tontalete sekarang, belum tentu dapat melihat puncak dan sukses desa tercinta ini ditahun-tahun mendatang.

"323 bukan tahun dan waktu yang singkat untuk kita beranak-pinak hidup di Desa (Wanua) Tontete ini. Mari kuta tetap hidup dalam ajaranAllah, walau kita juga sama dengan Musa dan Harun untuk masa depan Desa Tonralete ini," pesannya.

Pada kesempatan itu, para mantan Hukumtua dan mantan Penjabat Hukumtua Desa Tontalete menyanyikan lagu Opo Wananatas, selanjutnya tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat, menyanyikan lagu Besar SetiaMu Disepanjang Hidupku.

Ditengah peribadatan ini juga sebagai Negara Pancasila yang hidup Berbhineka Tunggal Ika, maka masyarakat juga menggelar Doa berantai oleh para perwakilan umat dan jemaah dari Kristen Protestan, Kristen Katolik dan Islam dengan penuh khidmat dan rasa persaudaraan yang tinggi, ditutup dengan Doa Bapa Kami.

Acara diakhiri dengan foto bersama, dari Parangkat pemerintah desa, unsur adat, tokoh masyarakat, pelaku adat dan terakhir oleh Limas Desa Tontalète. (Baker)




×
Berita Terbaru Update