Notification

×

Iklan

Pesta Adat Tulude Bakal Warnai Peringatan HUT ke-64 Kampung Biru di Sangihe

Thursday, January 19, 2023 | 22:22 WIB Last Updated 2023-01-19T14:24:03Z

SANGIHE, Komentar.co -
Dalam rangka mensyukuri HUT ke-64, Pemerintah Desa Biru di Kecamatan Tabukan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe bakal diramaikan dengan gelaran pesta Adat Tulude.

Kepala Desa (Kapitalaung) Biru, Ikram Makadolang menyampaikan, warisan tradisi leluhur yang terus dipertahankan masyarakat Nusa Utara ini rencananya akan digelar pada Minggu 23 Januari 2023.

"Penggelaran pesta adat tahunan Tulude dalam rangka HUT ke-64 Kampung (Desa) Biru terus dipersiapkan semaksimal mungkin," kata Makadolang, Kamis (19/01/2023).

"Kami terus melestarikan warisan budaya masyarakat Nusa Utara," sambungnya.

Seluruh kegiatan, lanjut Makadolang, melibatkan semua elemen masyarakat yang ada di Kampung Biru.

"Pelaksanaannya direncanakan pada tanggal 23 Januari 2023 pukul 16.00 WITA dalam nuansa kebersamaan dan persaudaraan," ujarnya.

Diketahui, upacara adat Tulude merupakan acara sakral dan religi yang dilakukan oleh masyarakat etnis Sangihe dan Talaud sehingga tak mungkin dihilangkan atau dilupakan oleh generasi manapun.

Bahkan tradisi budaya ini secara perlahan dan pasti mulai diterima bukan saja sebagai milik masyarakat Nusa Utara (Sangihe, Talaud dan Sitaro) tetapi telah diterima sebagai suatu tradisi Budaya masyarakat Sulawesi Utara dan Indonesia pada umumnya. Sebab, di mana ada komunitas masyarakat etnis Sangihe-Talaud, pasti di sana akan ada hajatan Tulude.

Pengertian Tulude secara harfiah adalah meluncurkan atau melepaskan sesuatu hingga meluncur ke bawah dari ketinggian (lereng bukit dsb). Kemudian kata ini mengalami perluasan makna menjadi melepaskan, meluncurkan, menolak atau mendorong dalam hal ini melepaskan tahun yang lama dan siap menerima tahun yang baru.

Dalam upacara adat tulude ini, ada berbagai konten adat yang dilakukan. Pertama, dilakukan pembuat kue adat Tamo di rumah seorang tokoh adat semalam sebelum hari pelaksanaan upacara.

Kemudian, persiapan-persiapan pasukan pengiring, penari tari Gunde, tari salo, tari kakalumpang, tari empat wayer, kelompok nyanyi masamper, penetapan tokoh adat pemotong kue adat tamo, penyiapan tokoh adat pembawa ucapan Tatahulending Banua, dan tokoh adat pembawa ucapan doa keselamatan.

Selanjutnya, seorang tokoh pemimpin upacara yang disebut Mayore Labo, dan penyiapan kehadiran Tembonang u Banua (pemimpin negeri sesuai tingkatan pemerintahan pelaksanaan upacara seperti kepala desa, camat, bupati/wali kota atau gubernur) bersama Wawu Boki (isteri pemimpin negeri) serta penyebaran undangan kepada seluruh anggota masyarakat untuk hadir dengan membawa makanan untuk acara Saliwangu Banua (pesta rakyat makan bersama).

Waktu pelaksanaan upacara adat Tulude adalah sore hari hingga malam hari selama kurang-lebih 4 jam. Waktu 4 jam ini dihitung mulai dari acara penjemputan kue adat Tamo di rumah pembuatan lalu diarak keliling desa atau keliling kota untuk selanjutnya dibawa masuk ke arena upacara.
Sebelum kue Tamo ini dibawa  masuk ke arena upacara, Tembonang u Banua (Kepala Desa, Camat, Walikota/Bupati atau Gubernur wajib sudah berada di bangsal utama untuk menjemput kedatangan kue adat ini. (Yan)




×
Berita Terbaru Update