Tahuna,- Upacara Adat Tulude Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2018 bukan sekedar menjadi kebiasaan yang bersifat seremonial, tetapi memiliki makna yang dalam dan sakral bahkan kebersamaan pada perayaan adat ini menjadi simbol persatuan dan kesatuan, kerukunan dan kedamaian dalam membangun daerah sebagai pengawal kedaulatan NKRI dikawasan utara nusantara.
Hal itu disampaikan Bupati kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana, SE ME dalam sambutannya pada puncak Perayaan Upacara Adat Tulude, Rabu (31/01/2018) di Tahuna.
Dirinya berharap dengan berbagai peluang diera globalisasi saat ini ritual budaya Tulude dapat menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke daerah ini. "Budaya ini juga menjadi salah satu komoditas unggulan yang memiliki daya saing tersendiri dalam nilai kebudayaan dan sejarah", ungkapnya.
Sementara, Gubernur provinsi Sulawesi Utara yang diwakili Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulut, Ir B A Tinungki M Eng mengatakan, perayaan Tulude sebagai salah satu tradisi budaya yang menjiwai masyarakat didaerah kepulauan ini sehingga menjadi khas dan unik. "Warisan budaya yang penuh makna ini sarat akan nilai-nilai keimanan. Adat Tulude harta tak ternilai dari Tuhan, untuk itu harus tetap dilestarikan dan diaktualisasikan dalam konteks pembangunan karena akan menjadi kekuatan pendorong menuju kesejahteraan rakyat", kata Tinungki.
Lanjutnya, momentum ini juga dapat dijadiakan media untuk semakin memantapkan harmonisasi kehidupan yang saling membantu, menolong dan bergandengan tangan dalam mengemban tugas mulia yakni memajukan daerah. "Saya mengajak masyarakat Sangihe untuk senantiasa tampil sebagai pelopor pemersatu bangsa dengan menjaga harmonisasi kerukunan yang telah terangkai indah selama ini sekaligus memaksimalkan sumber daya yang dimiliki demi terwujudnya Sulut yang berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam budaya", ujar Tinungki. (ven)