"Bukannya torang mo minta dihargai, tapi kan memang sudah dijanjikan bila mampu mempersembahkan mendali akan diberikan bonus. Tapi sayangnya sampai sekarang tidak pernah ada kejelasan, kan itu sudah dari tahun lalu. Sedangkan di daerah-daerah lain sudah dibagikan. Kalau ditanyakan kecewa itu pasti," ujar salah satu atlit yang minta namanya tak disebutkan.
Tidak kunjung tersalurnya bonus kepada atlit berprestasi menimbulkan pertanyaan sejumlah pihak. Terutama Dana Hibah Pemkab Minsel bagi KONI. Dikemanakan dana hibah sehingga tidak mampu memberikan bonus. Sehingga KONI diminta transparan akan penggunaan dana hibah, karena berasal dari negara.
"Kan dana hibah itu bersumber dari keuangan negara jadi wajib dipertanggungjawabkan penggunaannya. Kami selama ini dari Cabor (Cabang olahraga, red-) tidak pernah menerima laporan penggunaan dana hibah. Lebih miris lagi, janji pemberian bonus tidak ditepati, lalu dikemanakan saja dana hibah," ujar Jhony Kapoh pengurus PTMSI Minsel.
Di tahun ini APBD Minsel yang ditetapkan lewat Peraturan kepala daerah (Perkada), KONI Minsel yang diketuai James A Kojongian kembali mendapatkan hibah sebesar Rp 1 miliar. Namun hibah tersebut menuai kritikan, selain dilatari ketidak mampuan memenuhi janji bagi atlit juga merebaknya wabah Covid-19 sehingga Pemkab Minsel didesak membatalkan pemberian dana hibah.
"Sudah seharusnya dikembalikan, toh sekarang sudah ada larangan menyelenggarakan kegiatan olahraga lantaran wabah," beber anggota DPRD Minsel Orwin Tengor dari fraksi Primanas.
Lanjut Tengor, proyek fisik DAK saja dapat dibatalkan berarti dana hibah juga bisa.
"Itu semua tergantung niat baik terhadap kemaslahatan masyarakat. Dan kami minta bupati benar-benar mengalokasikannya bagi penanggulangan wabah," tukas Tengor. (Meyvo)