Daerah wisata yang terhampar bagai untaian mutiara di negara Khatulistiwa yang masih alami ini ternyata sangat ramai dikujungi masyarakat Kabupaten Sangihe.
Pemerintah Kabupaten Sangihe, melalui Sekretaris Kecamatan Nusa Tabukan, T M Karim membenarkan hal itu.
"Memang pengujung yang datang dan masuk ke Pulau Buang hampir setiap hari. Namun masih banyak yang berasal dari masyarakat setempat karena kurangnya informasi keluar," tuturnya.
Pemerintah juga kerap masih menerima keluhan masyarakat nelayan bahwa pulau buang itu tidak terlepas atau masih melekat erat dengan adat, sehingga kebebasan harus dibatasi.
"Itu kearifan lokal yang harusnya menjadi ciri khas daerah setempat, sepeeri di Provinsi Bali, dimana sejak masa para leluhur dulu, disitu tidak diperkenangkan pengunjung membuat keributan merusak alam yang ada disekitar Pulau Buang," urai Karim pada Sabtu (04/07/2020).
"Memang sampai saat ini masih ditahap promosi karena Pulau Buang sudah mulai viral di sosial media (sosmed). Pulau Buang ini secara geografis, merupakan bagian dari Kampung Bukide. Jadi secara administrasi, kami yakin Kapitalaung Bukide jauh sebelumnya akan memprioritaskan tempat wisata Pulau Buang untuk pengembangan objek wisata," sentil Karim.
Selaku Pemerintah Kecamatan Nusa Tabukan Kabupaten Sangihe, pemerintah tentu saja mengdukung program pengembangan pariwisata Pulau Buang untuk dijadikan objek wisata prioritas.
"Diharapkan kepada masyarakat lokal untuk ikut berperan serta memberi rasa nyaman dan aman kepada pengujung serta mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk berdagang kecil berupa cendramata, makanan kuliner dan bisnis positif lain yang dapat bersinergi dengan pemerintah dan konsimen," tandas Karim seraya menambahkan, pemerintah berharap, bagi pengujung Pulau Buang agar ikut menjaga kebersihan, terutama di areal Pulau Buang untuk kebaikan kita bersama. (Yan Salasa)
