Notification

×

Iklan

Melawan Covid-19, Steron: Portal Bukan Solusi, Malah jadi Penghalang

Saturday, August 21, 2021 | 12:24 WIB Last Updated 2021-08-22T04:16:54Z

MINUT, Komentar.co - Upaya melawan pandemi Covid-19 yang dilakukan Bupati Minahasa Utara (Minut) Joune J E Ganda (JG) bersama Wakil Bupati Kevin William Lotulung (KWL), berbuah manis.

Jika sebelumnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Minut berada pada level 4, JG-KWL langsung bergerak menindak lanjuti edaran pemerintah ke seluruh wilayah pemerintahannya.

Alhasil, tidak sampai satu bulan, status (Level 4, red) ini turun ke level 3 sebagai dampak positif dari upaya bersama penanganan Covid-19, diantaranya banyaknya angka kesembuhan pasien Covid -19 yang  disiplin menjalani isolasi mandiri (Isoman).

Selain itu, ketatnya penerapan protokol kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat baik dari tingkat kabupaten sampai ke kelurahan dan desa.

Kendati demikian, beberapa upaya dan kebijakan dimaksud, diminta untuk kembali ditinjau agar tidak membawa dampak merugikan  kepada masyarakat.

"Kita semua harus bangga mampu melawan pandemi Covid-19 dengan melakukan Prokes yang diterapkan pemerintah, yang didalamnya berisi anjuran dan himbauan seperti tangan tetap bersih, pakai masker, hindari sentuhan langsung, dan membatasi ruang gerak," kata politisi  Stendy Stenly Rondonuwu (SSR), Sabtu (21/8/2021).

Lanjut politisi vokal yang juga akrab disapa SteRon ini, dari upaya ean praktik pencegahan penyebaran Covid-9, masih ada upaya yang dinilainya kurang efisien, bahkan terkesan mempersulit ruang gerak masyarakat.

"Keberadaan portal di lorong-lorong, itu jika dilihat dari Sistem Keamana Lingkungan (Siskamling), memang bagus. Namun jangan lupa, untuk meminimalisir penetrasi virus corona ke masyarakat itu tidak harus dengan menutup portal. Ingat, masyarakat sudah susah," katanya.

Lanjutnya, portal yang dibuat untuk memblokir jalan, harus disertai penjagaan, agar masyarakat yang keluar-masuk, dapat bergerak leluasa tanpa harus menderita kerugian waktu dan biaya.

"Contohnya waktu lalu di Kelurahan Rap-rap, warga di Lingkungan Dua mengeluh karena mau ke RSUD Airmadidi saja harus memutar ke Lingkungan Satu, dan keluar lewat Kelurahan Airmadidi Bawah, atau memutar lewat jalan pasar Airmadidi. Selain tidak dijaga, posisi portal sebagai jalan tunggal di malam hari, cukup merepotkan," jelasnya.

Demikian pula portal di lorong-lorong desa Maumbi dan sekitarnya, yang ditutup malam hari tanpa dijaga yang saat ini jadi sasaran keluhan banyak warga.

"Warga mengeluh ke saya, bagaimana mereka pulang rumah berkendaraan mau masuk lorong dengan kendaraannya, sementara portal sudah di gembok tanpa penjagaan, apa harus tidur didepan portal," ucapnya.

Ia meminta, portal yang ditutup seharusnya ada penjagaan sehingga tidak menciptakan kerumunan warga yang tertahan depan portal dan menghindari kerugian waktu dan biaya dari masyarakat yang akan melintas.

"Yang dibutuhkan hanya sosialisasi, bukan pemblokiran jalan. Buka surat edaran PPKM, apakah portal termasuk dalam poin pencegahan. Portal boleh digunakan, tapi harus dijaga. Pertajam sosialisasi dan pemberitahuan lewat sound sistem, pemerintah kelurahan dan desa ajak para pemuka agama untuk mensosialisasikan Prokes Covid-19," imbau Rondonuwu.

Dengan demikian, lanjut dia (Rondonuwu, red) kita tidak repot lagi berurusan dengan jalan buntu karena tertutup portal atau diblokir tanpa penjagaan.

"Coba kita hitung secara ekonomi, untuk pemilik kendaraan roda empat yang harus melalui portal baru bisa tiba di tujuannya. Selain rugi waktu, dia akan mengalami juga kerugian biaya bahan bakar, justsru di masa-masa sulit seperti ini," kuncinya sembari berharap semoga waktu-waktu kedepan kita sudah terbebas dari terjangan virus corona ini. Tuhan menyertai kita semua. (Baker)









×
Berita Terbaru Update