Notification

×

Iklan

Tim Stafsus Bupati Sangihe Ungkap Permasalahan Kelangkaan Obat-obatan di Sejumlah Puskesmas

Friday, November 25, 2022 | 05:44 WIB Last Updated 2022-11-26T09:35:01Z

Tim Staf Khusus Bupati Sangihe saat mencari kebenaran terkait kelangkaan obat-obatan di salah satu Puskesmas. Foto: Istimewa

SANGIHE, Komentar.co - Mendapati informasi warga terkait minimnya ketersedian obat-obatan dibeberapa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Tim Staf Khusus (Stafsus) Bupati Kepulauan Sangihe  langsung lakukan investigasi mencari informasi penyebabnya.

Kamis (24/11/2022), tim Stafsus Bupati Sangihe langsung turun lapangan, menindaklanjuti informasi kelangkàan obat-obatan yang terjadi.

"Kami ini kan digaji untuk meringankan pekerjaan Ibu Bupati menjadi perpanjangan informasi baik yang sudah masuk ke Ibu Bupati Sangihe, atau yang belum apalagi tidak, apalagi informasi kesejahteraan rakyat," tutur Stafsus Jerry Tilaar.

Dalam investigasi Tim Stafsus yang terdiri dari Jerry Tilaar, Febrima Theodorus Angow, Frans Vic Sahempa, A Mendea, Andro Chistopher dan Johan Fredik Lukas berdialog langsung masyarakat sekitar Puskesmas Menente, yang mengalami kelangkaan obat-obatan.

Alhasil, Tim Stafsus berhasil memperoleh keterangan warga penyebab terjadinya kelangkaan tersebut.

"Terungkap apa sebab sehingga terjadi minimnya ketersedian obat-obat. Menurut salah satu warga yang pernah mencuri dengar pembicaraan para pegawai Puskesmas Menente, obat  umum seperti CTM, obat batuk dan flu, sudah tidak pernah disuplay semenjak bulan April 2022 silam," tutur Stafsus Frans Vic Sahempa, seakan tak percaya.

Yang membuat para Stafsus Bupati Sangihe lebih kaget lagi, dari info masyarakat juga terungkap bahwa untuk mènutupi semua kekurangan itu, Kepala Puskesmas (Kapus) Manente sering menggunakan uang pribadi untuk pengadaan obat obat yang tidak tersedia itu.

"Itu tidak pantas dibiarkan. Kan Kapus dan jajarannya juga sudah bekerja maksimal, kenapa mereka harus mengorbankan gaji mereka untuk menutupi ketidak beresan ini, ini harus diungkap," sembur Stafsus yang lain.

Lebih jauh, data yang diperoleh Tim Stafsus, sejak bulan April silam, beberapa keperluan Puskesmas Manente sudah tidak disuplai dari Dinas Kesehatan Sangihe, namun Kepala Puskesmas Menente, lebih memilih diam, karena takut nanti berdampak pada jabatannya sebagai pelayan kesehatan masyarakat.

"Kami masyarakat disini kasihan dengan Kapus Menente. Kami tahu dia yang ambil inisiatif pakai dana pribadi untuk pengadaan obat-obtan itu karena takut jika mengeluh, malah jabatannya terancam," tutur salah seorang ibu yang rutin membawa anak balitanya ke Puskesmas Menente.

Kaget, heran dan cukup kesal, tim Stafsus Bupati Sangihe berjanji akan membawa masalah tak senonoh ini ke meja rapat internal dengan Bupati Sangihe.

"Kenapa begitu, kasihan kan pihak puskesmas yang haeus mengorbankan honor mereka demi pelayanan, sementara pemerintah sudah menyesiakan semua sarana obat-obatan yang dibutuhkan," tukas Febrima Theodorus Angow.

Sementara Jefri Tilaar Stafsus lainnya menyebut permasalahan ini sudah terjadi dibeberapa puskesmas selain Puskesmas Menente.

"Dan kasus juga terungkap karena adanya laporan masyarakat akibat minimnya ketersedian obat obatan khusunya obat batuk dan flu," katanya.

Tim Stafsus menduga ada yang tidak beres dalam masalah ini, dan ini harus secepatnya diselesaikan.

"Satu hal yang membuat kami tak habis pikir, kendati sudah sekian lama terjadi, anehnya para kepala puskesmas seolah takut dan memilih diam sambil mengorbankan gaji (hasil keringat) mereka. Ibu Bupati pasti tidak suka ada praktik seperti ini di ranah pemerintahan yang dipimpin beliau, sebab Ibu Bupati adalah seorang dokter," kata para Stafsus kompak. (Yan)



×
Berita Terbaru Update